Saya pernah menulis beberapa buku. Ya, walaupun itu hanyalah buku biasa, tapi ini cukup berarti untuk perkembanganku dalam menulis. Minimal sebagai rekam jejak sebelum serius menapaki dunia kreatif menulis. Berangkali kalau mati muda, minimal aku punya sesuatu yang bisa dikenang.
1). Demam World Cup 2010. Buku tentang Piala Dunia 2010, saya menulis ini dengan teman saya, Desy Arisandy, perempuan misterius yang hobinya nonton bola. Khususnya tim idolanya yang sempat berkibar, Persita Tangerang. Pernah dibedah di beberapa tempat, semisal IBF Bogor, UIN dll. Buku ini, katanya sih, sudah cetakan kedua, saat itu. Tapi ini kan fresh book dan insidental.
Saya survei kecil-kecilan, ini buku tentang piala dunia kedua setelah 100+ Fakta Unik Piala Dunia yang ada di Toko Buku, khususnya Gramedia, dan selepas itu, Beuh, banyak nian buku dengan genre yang serupa. Terpampang di rak-rak buku. Mereka kreatif, tap bukan assabiqunal awwalun. Sekali lagi, bukan Sang Pemula.
2). Bolot, lagi-lagi soal sepakbola, tapi ini lebih kepada bacaan terhadap teman muda yang sedang tumbuh. Terbit 2011
3). Pemuda dalam Pergerakan (Sebuah Refleksi) ini yang paling misterius, saya malah tidak punya hard filenya. Hilang. Refleksi sejarah, sayang saya dulu belum memiliki pengetahuan sejarah yang cukup. kalau ini saya tulis sekarang, perspektifnya tentu berbeda. Misal, pasti ada Tan Malaka, Cokroaminoto dll di situ. Tapi, beginilah sejarah. Kadang kita tidak tahu kapan akan menuliskannya.
4). Kado Terindah Rafi dan Sampah Mak Isah (2010) Ini cerita. yang pertama, cerita tentang anak, persahabatan dan keluarga. Awalnya judulnya bukan ini, tapi diganti ama penerbit. Untuk judul asli lebih keren, tapi menjadi rahasia gue aja :p. Sedangkan kedua, merupakan kisah inspiratif tentang masyarakat kita. Keduanya untuk menemani mereka yagn sedang tumbuh. Saya tulis bersama kawanku, Erik Purnama S dan Farabi Fardiansyah. Sekarang mereka dua malah jadi jurnalis. Entah. Mungkin mengikuti jejak saya: menjadi pewarta berita.
Dari Semua, Barangkali buku di bawah ini yang paling saya suka dan merasuk dalam hati. Betapa tidak, saya bersama kawan di Komunitas Senjakala membuat Kumcer pertama di UIN Jakarta. Bukan karena pertamanya, tapi karena perjuangannya. Entah, sekarang hanya tinggal saya dan Zaki yang masih bertahan. Minimal untuk sekadar menulis dan terus berkarya.
Antologi Cerpen Sunyi;
Dedik Priyanto, Zakky Zulhazmy dkk
Begitulah, Mungkin beberapa buku yang di atas bukanlah apa-apa. Tapi bagi saya, mereka tetaplah bagian dari sejarah hidupku yang akan selalu tergoret dalam dinding dada ini. Semoga saja akan terus berkarya. Dan harus berkarya dengan serius.
Hidup hanya sekali, untuk itu, mari harus menjadi orang berarti!
23 April, selamat hari buku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar