Tendang, Terjang, Hadang

Senin, 08 Juli 2013

Puncak Para Pejalan


gambar diambal gambar di sini
Konon tiap manusia dilahirkan untuk berpasangan, untuk bersama berjalan di antara rimbun masalah dan ketidakberdayaan. Tapi manusia juga diberi kesadaran memilih untuk tidak berpasangan; berjalan sendiri menapaki kesunyian dan hidup laiknya seorang ronin yang mencari kehangatan dari alam.

Alam ini pula yang nanti akan mengisahkan kisahnya dalam tiap pengembaraan, dalam sudut pembacaan dan lekuk pencarian, bahwa berjalan dengan kesendirian merupakan jalan sunyi yang harus dipilih untuk menuju purna.

Hidup bukanlah kita mencari seseorang untuk berbagi dunia yang kita pilih, tapi berusaha menentang dunia dengan ceruk terdalam yang kita miliki. Manusia memiliki ruang terdalam dalam dirinya yang tidak semua orang boleh memasuki, termasuk orang paling kita percaya dan kita cintai. Bahkan Tuhan sekalipun harus meminta ijin untuk memasukinya.

Ruang itulah yang sanggup menuntaskan hasratnya untuk terus berjalan menapaki tangga kealpaan dan pencarian akan hakikat terdalam yang terus dicari manusia. Itulah jiwa yang suci, terkadang subtil dan cenderung sunyi.

Para pejalan menyebutnya sebagai puncak akan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar