Tendang, Terjang, Hadang

Selasa, 22 Januari 2013

Senarai Kisah di Hari Valentine


Saya tergolong telat menonton film ini, Valentine’s Day (2010). Baru beberapa menit yang lalu saya menandaskannya selepas beberapa bulan teronggok di folder movies laptop saya dan tidak saya sentuh sama sekali.

Film ini bertutur soal budaya Valentine’s Day yang semarak di Amerika—dan di negara-negara lain barangkali serupa—perihal hubungan antar manusia dalam narasi paling purba itu; cinta. Pastinya ada kisah bahagia, geram, pilu dan terkadang sumir.

Baiklah, saya akan merangkai beberapa kisah di film yang bertebaran bintang seperti Jessica Alba, Anne Heathaway, Queen Lathifah, Ashton Kutcher, Hector Elizondo, dan Julia Roberts. Tapi tidak akan menyebutkan seluruh nama lakon yang ia perankan sebab saya akan menera beberapa jenis pekerjaan yang menjadi latar dalam film ini.

Kira-kira ceritanya begini;

Seorang florist bernama Creed pada suatu pagi menyatakan cintanya kepada seorang perempuan model. Tepat sebelum si gadis bangun tidur. Sontak, hal itu membuatnya kaget dan serta merta menerima si Florist tadi memakaikan cincin tanda mereka akan segera menikah.

Lalu si florist ini kembali ke toko bunganya yang hari itu tampak ramai. Sangat riuh bahkan. Hal itu dikarenakan 14 Februari makin dekat dan orang-orang di Manhattan sudah mempersiapkan pelbagai ragam hadiah untuk kekasihnya jauh-jauh hari.

Credd adalah pemilik toko ini dan ia memiliki seorang sahabat yang berprofesi sebagai guru di sebuah Elementary Scholl, Julia.

Julia memiliki kekasih seorang doktor spesialis kesehatan dan ia tinggal di San Francisco. Mereka berdua tinggal di sebuah apartemen. Si dokter ini harus pergi dan tidak bisa menemani Julia tepat di tanggal 14 Februari. Walau agak kesal, Julia harus menerimanya.


Di sekolah, Julia memiliki murid yang terkenal cerdas. Namun akhir-akhir ini ia murung. Tak mau makan. Usut punya usut ia sedang mengalami sindrom ‘love sick’. Hal itu menyebabkan kedua kakek yang mengasuhnya kaget dan tertawa.

Kedua kakek dan nenek si anak itu juga hidup dengan romantis. Pagi tanggal 14 Februari ia pun memberi hadiah kepada si Kakek yang sudah menemaninya selama 51 tahun. Begitu halnya si Kakek. 

Ia mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kerena ibu si anak itu adalah seorang prajurit yang karena tugas tidak bisa menemani tiap hari.

Untuk itulah, ia juga menyewa seorang baby sitter, seorang gadis lulusan senior high school. Gadis itu juga mencintai seorang lelaki yang ia sekolahnya dan saat ini mereka berdua tepat 18 tahun.

Itupula yang melatarbelakangi kedua anak muda ini untuk berhasrat melakukan firs sex mereka di tahun itu, tepat di tanggal 14 Februari.

Kisah lain yang menyerembet soal sex adalah narasi hubungan antara pria Florida yang bekerja di Pos dengan perempuan yang memiliki side job sex phone. Jangan dulu diartikan negatif. Ia menjaga dirinya dari kontak nyata dengan seluruh penggemarnya di sex phone dan ia menutupi pekerjaannya ini dari sang kekasih.

Tak berhenti itu saja, ada cerita soal pemain Footbal America yang risau terhadap media-media yang kerap memojokkan aktivitas pribadinya. Termasuk soal seks. Hingga pada suatu hari ia membuat konferensi pers yang menyatakan bahwa dirinya adalah gay dan ingin menikmati privasinya sebagai manusia.

Inipula yang membuat Jurnalis olahraga memperoleh pekerjaanya kembali karena memiliki berita ekslusif sebelum itu karena dekat dengan agen si pemain.

Agen ini adalah teman si Julia si guru TK. Julia menemukan fakta ia merasa ditipu kekasihnya sudah menikah dan ia pergi meninggakan dirinya karena akan merayakan pesta pernikahan yang ke-15 tahun, tepat di tanggal 14 Februari. 

Mereka akhirnya sepakat untuk membuat pesta ‘hate valentine’s day’. Namun akhirnya, malah si agen jatuh cinta ke pelukan si jurnalis olahraga atas kesamaan rasa soal ‘hate valentine’s day.

Si Jurnalis ini benci karena tepat pada hari itu ia harus dialihkan ke bagian entertainment dari kerjaan sebelumnya. Dan karena bertemu si agen, ia kembali mendapatkan kursinya. Bukan kebetulan, bukan?

Kembali ke Florist, ternyata si anak kecil tadi juga mengirimkan bunga untuk seseorang ke sekolahnya via toko bunga milikinya. Tak dinyana, yang ia beri adalah si Julia bukan gadis lain.
Tentu ini cinta anak kecil kepada sosok keibuan. Dan ia dikasih tahu bahwa anak yang suka dengannya, yaitu si anak dari India.

Dasar anak kecil, Ia pun akhirnya berpaling dan ‘be my valentine’ itu jadi milik si India.

Si Julia yang patah hati dan Florist yang ternyata juga gagal menemukan kenyataan bahwa model yang ia sukai itu tidak mau diajak menikah. Bukan karena dia yang salah, menurut model, tapi karena ia harus fokus pada karirnya dan terhantui sejarah kelam orang tuanya soal menikah. Mereka pun berpisah.

Lalu keduanya bertemu di sebuah danau. Dan mereka sadar, ternyata orang yang dicintai berada dekat dengannya. Tak jauh dan diam-diam mendoakan.
Sahabat adalah cinta. Begitulah mereka.

Perpisahan ini pula yang hampir terjadi pada kakek dan nenek. Ketika tahu bahwa si nenek pernah berselingkuh, si Kakek pun  kaget lalu pergi ke tempat yang selama 51 tahun ini mereka datangi kala Valentine. Ia kecewa.

Pada akhirnya ia mengerti, bahwa kadang ketidakjujuran itu begitu pahit, walaupun itu cinta. Dan di sabana itu, akhirnya kakek memaafkan kejujuran si nenek.

Itu pula yang pada akhirnya membuat petugas pos sadar bahwa mencintai adalah tidak selalu mengaitkan dengan masa lalu si gadis. Apalagi dengan mencintai yang tampak nyata saja.


Toh jika memutuskan untuk mencintai, harus siap menerima segalanya dengan sederhana. Termasuk hal terburuk dari orang kita itu cintai. Itulah cinta.
 
“You know what? You are right. I just spend all night in a cemetary and i actually learned something,” kata si tukang Pos kepada kekasihnya.

Si gadis hanya terdiam seakan tak percaya ia kembali datang.

“In a relationship you have to accept other person for all of what they are, not just the parts are easy to like, and you are stupid if you turn back on something as important... as love,” tambah lelaki itu dan setelahnya, kamu pasti mampu menebak jalannya cerita.

Pada akhirnya, kisah-kisah dalam film ini hanyalah sebagian kecil dari hubungan antar manusia. Valentine's Day hanyalah penanda.
 Cinta tetaplah cinta.  Kisah yang akan terus menyala selama masih ada manusia, bukan begitu bukan?



Ciputat, 20 Januari 2012
@DedikPriyanto


Tidak ada komentar:

Posting Komentar