Tendang, Terjang, Hadang

Kamis, 29 Juli 2010

Melempangkan Kesetaran Gender*

oleh; Dedik Priyanto

Tepat di akhir pekan, serombongan pemuda dan pemudi berangkat bersama dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN), Ciputat, menuju Wisma Departemen Peternakan yang berada di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Mereka merupakan peserta Pelatihan Kesetaraan Gender yang dilaksakan selama dua hari, 22/23 Mei 2010. Acara ini digalakkan oleh Kajian Perempuan (KP) Piramida Circle Jakarta dan bekerja sama dengan yayasan Rahima sebagai fasilitator.

Pelatihan kali ini memang agak berbeda. Betapa tidak, tema yang diinisiasi oleh panitia “meretas persamaan, menuai kesetaraan” ternyata mendapatkan apresiasi yang cukup hangat. Terbukti peserta yang hadir juga beragam. Mulai dari forum-forum kajian, organisasi kampus, hingga mahasiswa pesantren,”Tujuan diadakan ini salah satunya juga untuk proses penyadaran akan pentingnya kesetaraan, ” tutur Siti Latiffah, Ketua panitia pelatihan kali ini.

Antusiasme dari peserta juga sangat bagus, serta tidak hanya didominasi oleh perempuan saja, tapi laki-laki juga berperan aktif. Hal ini juga yang dikatakan oleh Abdul Rouf selaku Koordinator Umum Piramida Circle,”Dalam transformasi sosial, khususnya mengenai kesamaan hak. Laki-laki juga harus berperan aktif. Bahkan menjadi inisiator dalam perubahan sosial. Khususnya mengenai hak-hak perempuan dalam konstruksi sosial masyarakat.”

Selama berlangsungnya acara, para peserta nampak sangat serius dalam memerhatikan. Bagi mereka, pemahaman akan gender ini menjadi sesuatu yang baru. Salah satu peserta, Puput, yang saat ini masih duduk di semester 2 menuturkan bahwa kegiatan ini membuat dia terkaget-kaget pada awalnya, karena pemahaman akan gender ini bagi dia adalah hal yang relatif baru. Dan tidak ditemukan di pesantren dulu. Tapi, kini ia sadar bahwa kesetaraan dan persamaan hak memang ada dalam islam, begitu tuturnya.

Pada hari terakhir, peserta mendapat pemahaman mengenai konstruksi agama tentang ketimpangan gender ini oleh Dr. Nur Rofi’ah. Maka berakhirlah rangkaian acara pelatihan, dan segera akan dilakukan Closing Ceremony. Sebelum itu, laiknya pelatihan lainya, para peserta melakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai proses follow up pasca acara.

Di situ, peserta dan fasilitator menyampaikan gagasan dan harapanya setelah acara. Kebanyakan dari mereka menginginkan adanya silaturahmi yang tidak boleh terputus, serta perlu adanya pemahaman yang lebih komperehensip dan mendalam. Untuk itulah panitia mengusulkan untuk membagi menjadi dua bagian; Kajian & Jurnalistik,dan kesenian. Sebagai follow up. Di samping itu, juga dipaparkan mengenai profil Piramida Circle dan Kajian Perempuan (KP), yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Forum Kajian Sosial dan Keagamaan Piramida Circle Jakarta.

“KP terbangun karena terbentuknya paradigma Akan sebuah kesadaran tentag makna intelektulitas, dan perjuangan untuk kesetaraan,” ungkap Anis Fuchrotul Fuadah, Koordinator Kajian Perempuan. Acara ini pun ditutup dengan satu pemahaman bahwa kesetaraan dan persamaan hak adalah milik semua orang.

*Reportase catatan perjalanan dimuat di Majalah Piramida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar